"Maido" Hasanah (3)

 Sekedar hati-hati!

Sekitar 2014, aku sedang ber-KKN alias Kuliah Kerja Nyata, tidak Cuma diskusi di kampus doang, tapi ilmu harus dipraktekan di masyarakat. KKN itu adalah salah satu cara membaur dengan masyarakat.

Teman-teman KKN-ku tidak hanya teman dari kelas reguler, ada juga teman dari kelas ekstensi (spesial) dan kelas beasiswa (dispesialkan) serta ada juga dari fakultas lain (Fak. Dakwah).

Kelas ekstensi ini biasanya adalah mereka yang mempunyai kesibukan pagi hari, sehingga memilih kelas sore. Sebut saja mereka orang sibuk.

Hampir sama dengan kelas beasiswa, orang-orangnya juga sibuk, bahkan bisa digolongkan orang-orang yang dispesialkan. Biaya kuliah mereka ditanggung, jadi tinggal tanda tangan, kayak SPJ gitu. Biasanya mereka ini adalah Gus Ning yang pengen kuliah, pengajar di pondok pesantren, madrasah diniyah atau TPA, intinya adalah mereka adalah alumni pondok pesantren.

Dalam salah satu rangkaian acara penutupan KKN yang tidak formal, kita se-group mengadakan makan-makan bersama, urunan. Salah satu tempat yang dituju adalah salah satu “kafe” pinggir sungai Brantas, utaranya Jembatan Lama (sekarang Jembatan Brawijaya), daerah Mojoroto.

Perwakilan teman, menuju tempat pemesanan, yang lain mencari tempat untuk makan. seingatku waktu itu ada beberapa teman yang tidak ikut.

Teman yang menuju tempat pemesanan, datang membawa kertas yang berisi daftar menu. Walaupun di tembok sudah ditempel menunya, di kertas ini lebih banyak dan spesifik menunya.

Ayam Goreng, Ayam Bakar, Gurami Bakar Madu, Gurami Goreng, Udang Bakar, Udang Goreng, Nila Bakar, Nila Goreng, pokonya menu khas warung di wilayah perkotaan. Berikut minumannya, Teh, Jeruk, Jus-jusan, Soda, kira-kira begitu.

Semua memesan makanan dan minuman. Namun hanya aku dan temanku yang memesan air kemasan (Aqxx dan yang lainnya). Iya semua bertanya.. “Kenapa gak makan?”, “Ndak doyan ta?”. Dan pertanyaan aneh, “Puasa ta?”

Kita hanya tersenyum saja. Ndak sreg makan. Masih kenyang. Malas makan. Jawaban klasik seperti biasa, pokoknya nge-les, ada saja jawaban asal ndak makan.

Walaupun aku dan temanku yang tidak makan, tidak saling bertanya, juga tidak janjian, masing-masing menyembunyikan alasannya. Tetapi aku “YAKIN” “SANGAT YAKIN”, alasan tidak ikut makan adalah sama.

Kami hanya minum air kemasan, ikut guyonan bareng teman-teman yang makan dengan lahap. Aku dan temanku, juga sama-sama tidak mengemukakan alasan tidak makan, TAKUT MENGANGGU KEASYIKAN TEMAN-TEMAN YANG MAKAN.

Temanku tersebut, dia ketua KKN kami, senior kami. Dia berasal dari kelas beasiswa, alumni Pondok Al-Falah Ploso, Mojo, Kediri. Mengajar dan mengabdi di Pondok. Rumahnya di Kras, Pondok Slemanan (sekarang sudah pindah), asli dari Bojonegoro, dimantu. Istrinya penghafal Al-Qur’an. Kuliah beasiswa di Tribakti, tau-tau kuliah saja. Juga ndak pernah ngurus ini itu. Wong dia tadinya juga tidak berminat kuliah. Kuliah saja ndak pernah ikut kuliah. Itu tadi, kelas yang dispesialkan. 


 Alasan tidak ikut makan, karena melihat di daftar menu ada menu berbahan dasar “Kodok”. Swikee namanya.. “Keyakinan” kami itu makanan tidak baik. Aku yakin seniorku tadi juga demikian. Soalnya, beliau juga mengurungkan niat makan setelah melihat daftar menu. "Ustadz" bro.. Beliau itu. (kalau aku cuma "Ng-ustadz").

Andaikan saja, tidak melihat daftar menu tersebut, dan tidak melihat tulisan “Swikee”, pasti kami sudah lahap makan menu lain. Gurami Bakar Madu bro.. Udang Goreng bro.. endang semua..

Jadi ini namanya, HATI-HATI.. Makanan yang baik bercampur dengan tidak baik. Meskipun itu hanya warungnya saja. Dan BELUM TENTU, alat masak dan bahannya yang lain serta masaknya jadi satu.

Apa salahnya hati-hati.. makanan tadi “boleh” disebut syubhat..

GARA-GARA “TAU”.. GAK JADI MAKAN ENAK! REPOT YA…

Eman-eman ayam geprek kemarin.. tidak aku makan.. gara-gara tau, penjual juga memasak NOL DUA.. karena aku menganggap itu makanan “kurang baik”. Bagiku lho ya! Padahal.. sekali lagi padahal, alat masak, memasaknya, bahan masaknya juga belum tentu jadi satu. HANYA WARUNGNYA.. catat! Hanya warungnya!

Yang tidak punya keyakinan demikian, sah-sah saja.

Yang tidak tahu juga sah-sah saja.

Jadi santai saja.. andaikan aku tidak tau hal demikian.. juga makan.. biasanya makanan apapun, yang ku bawa pulang pasti dengan alasan lain.. jelas bukan senyuman jawabanku.. (biasanya kan senyum kalau alasanya kurang meng-enak-an)

Akhirnya, ayam gepreknya ku kasihkan ke Bapak Sepuh, penjaga Puskesmas.. semoga bermanfaat Bapak..

Setelah itu.. beli Bakso Urat Jumbo.. dikasih balungan… endang bro..

 

Silahkan kasih komentar.. kalau penasaran dengan Bakso-nya.. Hahahahaha…

 

Komentar

  1. Emang dasarny aku suka baca,jadi setiap tau blog pak priyo sll ikutan nimbrung baca.. Dan diblog kali ini,trimakasih sekali karena aku jadi tau apa itu menu swikee setelah melanjutkan nya ke pencarian google mengenai swikee.😁

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Niat Sholat Musafir

Era Digital dan Ke-Wali-an

Sekelumit (Sejarah) Al Khidmah di Kec. Wates (Skripsi 2015)