"Mulut" hari ke 5 : Dagang, Tidak Semua Berharga Uang

 

Dagang..  Tidak Semua Berharga Uang

اللهم صل وسلم وبارك عليه

Senin malam Selasa..

Tahu tidak? Pernikahan Sayyid Abdulloh bin Abdul Mutholib dengan Dewi Aminah adalah pernikahan of the year. Sayyid Abdulloh adalah putra dari petinggi di klan Quraisy, klan yang mengatur segala urusan yang berhubungan dengan Ka’bah termasuk air zam-zam dan umroh. Dewi Aminah adalah putri petinggi dari klan Zuhroh, juga salah satu klan terpandang, yang memiliki kehormatan dengan menjaga perilakunya.

Memang benar.. dalam sejarah disebutkan bahwa sudah menjadi peraturan di Bani Hasyim untuk menjaga kehormatan dengan menjauhi perilaku tercela pun begitu dalam masalah perjodohan, memilih dari klan yang juga menjaga kehormatanya. Bunga desa dari klan Zuhroh lah yang terpilih menjadi pendamping Sayyid Abdulloh.

Di awal menjadi seorang suami.. Sayyid Abdulloh pun juga berusaha mandiri. Berdagang adalah usaha yang dipilihnya.

Ketika ditinggal berdagang ke luar daerah (ada yang menyebut ke Syam), sebagai seorang istri, Dewi Aminah pun juga dengan berat hati melepas sang suami. Entah apa yang dirasakannya waktu itu..

 Menurut salah satu buku Sirah Nabi yang ku baca, ketika Sayyid Abdulloh pergi berangkat berdagang. Tak berapa lama kemudian, Dewi Aminah didatangi seorang laki-laki yang mengabarkan tentang kehamilanya.

Dewi Aminah seakan tidak percaya, karena memang tidak merasakan tanda-tanda kehamilan pada umumnya. Tetapi laki-laki tersebut (yang diyakini seorang malaikat) tetap meyakinkanya.

Di sisi lain, ketika rombongan kabilah dagang Sayyid Abdulloh selesai berdagang, maka segeralah menuju Bumi Mekah. Ketika sampai di Bumi Madinah, Sayyid Abdulloh merasa lelah.. akhirnya jatuh sakit. Hingga dirawat di kediaman pamannya.

Iya karena ayahnya, Sayyid Abdul Mutholib lahir di Madinah maka sanak famili beliaupun juga masih banyak di Madinah. Di situlah Sayyid Abdulloh di rawat..

Sedangkan rombongan pulang duluan..

Di tengah perawatan.. kondisi Sayyid Abdulloh belum juga membaik.. hingga akhirnya wafat dan segera di makamkan.

Disebutkan, usia kandungan Dewi Aminah sudah 2 bulan ketika sang suami wafat..

Itulah sedikit sejarah yang aku ketahui.. disebutkan pula dalam beberapa kitab Maulid..

Dua bulan di kandungan..

Wafat ayahandanya..

(Lagu Kisah Rasul karya Habib Rizieq Syihab).


Oh iya malam selasa, dikenal dengan Majlis Jalsatul Isnain.. Majlis yang kebanyakan diinisiasi oleh Para Santri Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz (Darul Mustofa, Hadramaut, Yaman) yang sudah pulang ke Indonesia.

Di Kediri ada Habib Syeh dan Habib Husain Akbar putra dari Habib Musthofa bin Muhammad Ba’abud. Aku belum pernah mendapat kesempatan hadir. Tetapi aku selalu mengikutinya.. karena aku mengenal “orang dalam” yang selalu update.

Biasa membaca Maulid Adh Dhiyaul Lami’ karya Habib Umar bin Hafidz.. di beberapa tempat Maulid ini di sebut dengan Maulid al Musyaffa’..

Maulid ini berbentuk Nadhom.. sehingga memudahkan untuk dihafalkan.. aku saja setengah hafal.. iya karena dulu sering membacanya.. (sekarang jarang-jarang)..

Sekitar tahun 2007 (aku lupa, tetapi arsip ada) ada kunjungan Habib Umar di Kediri yaitu ke Pondok Roudhotul Hasanain, Pelem, Mpjo asuhan Habib Musthofa Ba’abud dan Pondok Lirboyo, aku juga ikut “ngalap” barokah beliau..

Di Pelem.. ikut berebut mencium tangan Habib Umar..

Di Aula Muktamar Lirboyo.. Alhamdulillah bisa ikut majlis Beliau.. ada ijazahan juga.. (kitab-kitab beliau dan kitab-kitab yang membawa kebaikan lainnya).. walaupun aku sangat minim pengetahuan.. minimal “BISA NGAKU” mendapat legalitas belajar kitab.. IYA kalau sekarang bisa semacam buat gaya-gayaan..

Ada pertunjukan silat ala GASMI.. juga pembacaan Maulid Adh Dhiyaul Lami’..

Ikut berjamaah sholat Dhuhur masjid Al Muktamar.. Rombongan beliau Sholat Jamak sedangkan aku dan jama’ah lokal tidak.. itu pengalaman ikut sholat model demikian.. (mudahkan beragama.. )

Ada Almarhum Habib Qasim (ayah Habib Quraisy Baharun Kuningan) yang kondiang itu.. ada Habib Novel bin Jindan Yayasan al Fachriyah yang juga kondiang itu.. tentu juga masih banyak Kyai-kyai dan Habaib yang aku belum kenal..

Maulid Adh Dhiyaul Lami’ adalah maulid yang pengarangnya masih “sugeng”.. jadi silahkan baca.. atau ikuti.. lihat di Mbah Gugel.. Yu Tub juga banyak..

Oh iya.. berdagang juga sunah Rasul.. yang jujur.. pakai prinsip “TIDAK SEMUA BISA DIHARGAI UANG”..

 

Selasa.. karena malam Selasa ada Maulid dan Haul Mbah Mursyad.. Ringinrejo.. (maaf.. kulo mboten hadir)

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Niat Sholat Musafir

Era Digital dan Ke-Wali-an

Sekelumit (Sejarah) Al Khidmah di Kec. Wates (Skripsi 2015)