"Maido" Hasanah (2)
Haluan!
Beberapa hari yang lalu, mendengar berita di salah satu stasiun TV, ada salah seorang “warga negara”, entah apa profesinya, aku lupa, dia menulis surat langsung di tujukan kepada Bapak Presiden.
Inti surat tersebut adalah agar Presiden mengevaluasi ujian permohonan SIM. Ternyata dalam berita tersebut ditampilkan ujian praktek untuk permohonan SIM-C. Mungkin karena pengalaman, penulis tersebut merasa ujian praktek tersebut mengada-ada.
Bahkan, pembalap sekelas Valentino Rossi yang dijuluki “The Doctor” alias raja jalanan tidak akan pernah lulus ujian SIM-C di Indonesia. Kok bisa???
Ujian yang ditayangkan adalah naik sepeda motor dengan rute zig zag jika menjatuhkan pembatas maka gagal, adapula naik sepeda motor dengan rute model angka 8 sebanyak 3 putaran jika menjatuhkan pembatas maka gagal. Akan mudah jika lebar jalan 1 meteran lebih. Namun ini kurang dari 1 meter.
Pengetahuan rambu-rambu juga ada, namun yang dianggap paling menjatuhkan peserta ujian adalah 2 ujian tersebut. Zig zag dan angka 8.
Setelah berbagai narasi, manfaat ujian tersebut adalah untuk mengetahui kemampuan mengemudi berikut reaksi dan ketepatan serta haluan pemohon. Itu ujiannya sangat bagus tentunya kalau melihat tujuannya.
Fakta di jalan raya sangat jauh berbeda. Banyak pengendara yang punya SIM, namun mempunyai kekurangan dalam hal pengetahuan haluan. Yang salah “proses” ujiannya atau orangnya.
Contoh sederhana adalah naik sepeda motor kalau belok ya harus nyalakan lampu sein, belok kiri lampu sein kiri. Namun kadangkala belok kiri lampu sein juga kiri namun kalau belok dengan potong jalan pengendara lain. Setelah menyalip dari kanan ndak berselang lama, langsung belok kiri. Aku yakin, yang disalip, ngumpat habis-habisan..
Banyak kasus seperti ini. Punya SIM juga kayaknya. Pertanyaannya SIM-pak atau SIM-C???
Contoh lain adalah ketika sudah mendekati tikungan, pertigaan, perempatan, proliman, di jalan utama, maka kecepatan kendaraan juga harus dikurangi. Jangan terlalu mepet ke pinggir. Kasih haluan pengendara yang dari arah berlawanan. Atau dahulukan pula yang sudah dekat dengan belokan dengan pertimbangan tidak ada kendaraan lain. Kasih tanda belok. Atau yang paling penting, kontrol emosi yaitu mengalah. Kan mengalah belum tentu salah dan kalah. Mengalah untuk keselamatan bersama.
Poin utamanya dalam berkendara adalah kontrol emosi. Mengalah saja. Santai saja.
Tapi! rela tidak naik motor Kawxxxki Nixxa 150 di salip Hoxxa CB.
Naik Hoxxa CB modif-an di salip GL Mxx.
Naik RX Kang disalip Yaxxxa Fxx-R.
Soalnya pengalaman jaman aku masih “muda”, ndak rela bro. Hahahahaha..
Tulisan ini muncul setelah melihat dan mengalami kejadian di per-3-an Plosoklaten dan di per-3-an Desa Sidomulyo gang 2.

Komentar
Posting Komentar