"Mulut" hari ke 10 : Malam Mingguan
Malam Mingguan
Malam ke 10 Rabiul Awal 1443 H ini bertepatan dengan malam minggu. Bagi sebagian orang, disebut malam yang spesial.
Bagi para pekerja kasar, pekerja kebun, pekerja sawah, tukang bangunan, malam minggu adalah malam senyum senyum, karena waktunya menerima hak nya alias ongkos kerja selama 6 hari. Bagi anak sekolah, malam santai karena besoknya mereka libur. Bagi anak-anak muda, malam minggu adalah malam apel ke gebetan-nya.
Intinya malam minggu adalah malam untuk mencari hiburan. Malam untuk me-refresh pikiran sejenak. Malam santai…
Namanya saja malam santai, banyak kegiatan “mubadzir” yang dilakukan. War wor war wor motor bersliweran di jalanan. Banyak perkumpulan dadakan di pinggir jalan. Berbagai komunitas keluar dari markasnya. Tontonan banyak digelar. Orkes dangdut, kuda lumping, pasar malam..
Iya kegiatan mubadzir namanya.. jika dilihat dari sudut pandang agama. Biasanya orang “reliji-yes” yang berkata demikian..
Ada 3 pemuda sedang berjalan-jalan di kota metropolitan. Lihat kanan lihat kiri, ramai sekali.. banyak pemandangan yang menyejukan mata. Namun ada yang sangat menarik sekali dari sekian pemandangan tersebut.. ada konser dangdut di pusat kota..
“ayok ndelok kae!”, si A mengajak si B dan si C.
“ayok!”, si B dan si C mengiyakan.
“tapi sakdurunge ndelok, nyang jeding sik yo!”, kata si C.
“iyo, nyang jeding Langgar kae ae”, jawab si A.
Bergantian ketiganya masuk kamar mandi. Si A dan si B selesai dulu, giliran si C.
“lak selak ndelok orkes, budalo disek ae, engko tak susul”, kata si C.
“yo wis, tak disek yo, engko SMS lak nyusul”, kata si A.
Singkat cerita, hingga acara orkes dangdut bubar, si A dan si B tidak menerima kabar dari si C.
Ternyata setelah di cek ke Langgar tempat mereka singgah, si C tidur terlentang, sangat pulas. Akhirnya hanya si C yang tidak melihat para artis dengan rok mini yang bergoyang hot. Dia hanya menelan ludah mendengar cerita kedua temannya, tentang keindahan pemandangan di atas panggung orkes dangdut tadi.
Nyesel rek..
Kisah di atas adalah adaptasi dari kisah Kanjeng Nabi Muhammad. Dibuat cerita sedemikian rupa sehingga mudah diterima oleh pembaca.
Dari sudut pandang temannya dan kebanyakan orang yang mencari hiburan, maka dipastikan si C mengalami kerugian. Sudah niat mau nonton orkes dangdut, eh sudah di depan mata malah ketiduran. Rugi kan???
Sedangkan dari sudut pandang agama, maka si C tidaklah rugi, tetapi beruntung. Kenapa demikian?? Karena dengan dia tidak menonton konser, maka tidak melihat artis cantik pakai rok mini bergoyang hot, dia terjaga dari barang yang “haram”.
Entah si C menyadari hal demikian atau tidak , yang jelas dia memang terhindar dari mkasiat. Walaupun kadang si C masih menyesalinya, tetapi jika dia mau berpikir dan menganalisa, maka dia akan bersyukur.
Bersyukur karena sudah dijaga Sang Maha Indah dari perbuatan maksiat, perbuatan tidak berguna.
Banyak rahasia dibalik segala sesuatu yang kita alami. Adakalanya kita sedih, tidak terima, menyesali kegagalan, iya karena memang belum tau rahasianya.
Adakalanya kita gembira, merasa puas, berbangga dengan keberhasilan, maka imbangi dengan bersyukur, memohon perlindungan kepada-Nya.
Ah… ini semua masih tahap tulisan dan omongan saja.. belum masuk tahap aku lakukan..
ISO NGOMONG belum tentu ISO NGLAKONI..
Oh iya.. minimal malam Minggu biar tidak mubadzir.. ikut “Mulutan saja”.. dapat ilmu.. dapat berkah..
Malam Minggu anti main stream..
NB : cerita ketiga pemuda adalah contoh sifat Ma’shum (terjaga).. malam Minggu, kalau aku “refreshing” saja..

Komentar
Posting Komentar