"Mulut" hari ke 6 : Istimewa

 Istimewa!

Seperti sudah masyhur, dalam Kitab – kitab tentang Sirah Nabi, bahwa Ibunda Dewi Aminah ketika mengandung tidak merasakan gejala seperti orang mengandung pada umumnya.

Bahkan ketika ada seorang lelaki yang tidak dikenal (dalam sebagian disebut Malaikat) menyampaikan bahwa Ibunda mengandung.. Ibunda sendiri pun tidak percaya. Hingga kabar ini pun, tentang kedatangan lelaki misterius ditanyakan kepada keluarga besar.. semua juga tidak tahu..

Di kabarkan bahwa Ibunda sedang mengandung janin yang kelak akan menjadi Nabi Akhir Zaman, pemimpin umat, pemersatu bangsa, pembawa kabar gembira, Kekasih Alloh SWT..

Ternyata benar..

Hari demi hari.. usia kandungan bertambah.. diringi dengan tanda fisik perut Ibunda.. Namun anehnya, Ibunda tidak merasa kepayahan seperti kebanyakan wanita yang mengandung.. Beliau merasakan kelembutan (Luthfu) dan kasih sayang (Rohmah) dari Tuhan-nya.

Aku ingat, dulu ketika istri mengandung.. setiap kali makan seringkali muntah.. apalagi di awal usia kandungan.. aku sampai kebingungan.. bagaimana kalau sampai tidak mendapat asupan makanan.. baru makan sedikit, muntah.. makan sudah selesai, enak enak, muntah.. mencium bau makanan hewani, muntah.. daging tidak doyan.. ternyata iya memang kebanyakan seperti itu.. (walaupun tidak semuanya)..

Ibunda Nabi tidak demikian..

Itulah tanda-tanda keistimewaan bayi yang dikandung Ibunda Dewi Aminah.. Tanda-tanda yang sudah diketahui oleh para ahli Kitab..


Tak terasa.. ini sudah memasuki hari ke 6 di bulan Maulud 1443 H.. bertepatan dengan hari Rabu..

Salah satu hari yang aku ingat tahunan adalah hari Rabu awal bulan Maulud.. seminggu setelah hari Rabu wekasan (Rabu akhir bulan Sofar).. Pertama bulan Maulud aku pasti ingat.. kedua, pasti setelah itu rangkaian acara Maulidan.. salah satunya Rabu awal.

Rabu awal bulan Maulud bertepatan dengan Haul Pondok Pesantren Sanan Gondang (Pondok APIS : Asrama Perguruan Islam Salafiyah), Gandusari, Blitar. Haul dari sang pendiri, Mbah Yai Shodiq Damanhuri..

Ada beberapa acara dalam momen Haul ini.. karena biasanya aku sampai pondok pada malam Rabu.. kira-kira tengah malam hingga dinihari aku sampai di sana.. jadi yang aku tahu iya pas acara rabu paginya..

Pondok APIS.. sungai di sebelah pondok sangat deras.. dimanfaatkan untuk kebutuhan santri.. bersih.. sangat asri.. Kalau pas di sana.. kiblatku seakan – akan berubah menjadi menghadap utara.. Hahahaha..

Mencari ilmu dan hikmah serta ngalap barokah dari Haul.. dari kisah Mbah Yai Shodiq Damanhuri yang disampaikan oleh para Dzurriyah Beliau.. salah satunya Yai Imam Suhrowardi..

Aku masih ingat pernah disampaikan bahwa Mbah Yai Shodiq Damanhuri ini kalau memakai sandal “sisihan” tidak serasi antara yang kanan dan kiri.. entah apa maksudnya.. aku lupa intisari dari manakib beliau tersebut.. mungkin memberi tauladan agar santri jangan “genjeh” membuang buang barang yang masih berguna.., memanfaatkan barang yang masih bisa digunakan.. serta yang terpenting adalah ketawadhu’an dan kedemarwanan serta keikhlasan Beliau..

Itu juga sunnah rasul.. Tawadhu’.. dermawan.. ikhlas.. (kebalikan dari Jumawah, kikir, riya’)… apalagi jika berjumpa dan berkumpul dengan orang-orang lemah..

Maulid hari ke-6 tahun 1443 H.. pas Haul Mbah Yai Shodiq Damanhuri - Sanan - Gondang - Blitar..

Lereng Gunung Kelud pada Rabu, 13 Oktober 2021

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Niat Sholat Musafir

Era Digital dan Ke-Wali-an

Sekelumit (Sejarah) Al Khidmah di Kec. Wates (Skripsi 2015)