Ibarat "ELF"
Ibarat "ELF"
Waktu itu adalah acara "tinjo" manten. Kunjungan balasan dari pihak keluarga pengantin wanita. Sekaligus mengantarkan pengantin wanita + pengantin pria ke rumah keluarga pengantin pria.
Jum'at sekitar pukul 7, ada acara ijab kabul. Acara inti dari prosesi pernikahan.
***
Pengantin pria di hadapan Wali dari pengantin wanita biasanya wakil ke Bapak Penghulu (dalam hal ini adalah dari KUA Kecamatan) biasanya di antar dan didampingi Bapak Modin (Kaur Kesra) dari pihak Desa.
Jika akad nikah di rumah mempelai wanita makan status nya adalah mengundang Penghulu sehingga di kenakan tarif tertentu (transfer langsung lewat Bank kemudian bukti transfer dilampirkan dalam pemberkasan di KUA).
Selain itu, pengantin pria juga berhadapan dengan 2 orang saksi, biasanya 1 dari pihak pengantin pria dan 1-nya lagi dari pihak pengantin wanita. Apakah harus demikian? Jawabannya : tidak. Sesuai tuntunan agama, syaratnya saksi harus : "Adil".
Akad Nikah dilangsungkan kira kira jam 7 lebih dikit. Mengingat jarak antara rumah mempelai dengan KUA tidak terlalu jauh.
Kedua mempelai pun sudah SAH menjadi suami istri.
Acara selanjutnya yang sifatnya adalah Adat, yaitu Temu Manten, dilangsungkan. Kira kira pukul 9 pagi.
***
Berdasarkan pengalamanku jadi manten, jadi pengiring, serta jadi wakil dari Wali pengantin pria, acara ini berlangsung sekitar 1 jam-an kurang. Itu acara inti.. Yang membuat lama adalah prosesi disekitar acara tersebut. Dandan.. Menikmati hidangan.. Foto.. Dan MENUNGGU..
Intinya kan : Kedua Mempelai dipertemukan (sebenarnya kan sudah ketemu) oleh Dukun Manten diiringi Srokal. Kemudian Pasrah Temanten dan Terima Temanten. Biar lebih mantap lagi. Doa restu dari hadirin..
Acara ini yang kadang bikin "BAPER" para Jomblowan dan Jomblowati. 😂😂😂😂😂
Di daerah Mataraman, garis besarnya acara ini sama. Pengalaman ku masrahne Manten hingga ke Kota Brem, Madiun.
***
Waktu mendekati Jam 11.. Acara Temu Manten selesai.. Sudah..
Resepsi...
Pengantin berdua duduk di Pelaminan.. secukupnya.. Kira kira jam 9 malam.
Jadi Jum'at itu adalah acara di rumah mempelai wanita.
Dia masih saudara jauh.. Kata saudara terhubung karena jalur perkawinan bukan jalur nasab. Sebut saja sepupu istri.
***
Keesokan harinya, yaitu Sabtu pagi adalah acara yang ku bicarakan pada awal tulisan ini. Tinjo Manten.
Jadi pihak keluarga pengantin wanita berkunjung ke pihak keluarga pengantin pria, untuk silaturahim.. Kemudian untuk mempererat hubungan kekerabatan ini. Yang penting lagi : Memasrahkan kedua pengantin, khususnya pengantin wanita ke pihak keluarga pengantin pria.
Ibarat dalam bahasa jual beli, pengantin wanita di beli oleh pengantin pria. Jadi dalam hal ini dia otomatis ikut suaminya.
Bahasa agamanya : Ijab Qobul
Tetapi selain bahasa agama, memang ada sebagian daerah yang memang mengharuskan pengantin pria membeli pengantin wanita, dengan alat jual beli, uang.
Tetapi adat ini ternyata juga sudah bisa diakali.. Disiasati.. Misal keluarga pengantin wanita memberi uang ke pengantin pria, kemudian digunakan untuk membeli pengantin wanita. (Melihat sikon).
Pun begitu dengan adat di Jawa, ada yang disiasati juga.. Misal : ketika rombongan pengantin melewati jembatan, daerah "angker", dianjurkan untuk membuang ayam. Sebagai "tumbal". Namun sekarang disiasati, ayamnya tadi diberi tali, setelah dilempar ke jembatan, ditarik atau diambil lagi. 😂😂😂😂😂
Betul juga : eman eman.
Singkat nya : dalam acara tinjo manten hari sabtu itu, pihak keluarga sengaja menyewakan sebuah kendaraan elf, tidak banyak hanya 1 ELF. Untuk mengangkut rombongan. Sanak keluarga dan tetangga..
Tahu tidak?? ELF jumbo dengan kapasitas penumpang antara 16-20 orang.. Cuma di isi 5 orang...
Dari segi acara, keluarga pengantin tidak kecewa. Tetapi dari segi SEWA ELF, kecewa, merasa rugi, mubadzir..
Ya gak papa sih..
Wong sewa ELF itu perlu Negosiasi, perlu kesepakatan dari kedua belah pihak.
Pihak penyewa : sepakat pada hari itu, dia mengeluarkan sejumlah uang dsbnya untuk Pihak ELF.
Pihak ELF : komitmen pada hari itu, dia harus mengantarkan rombongan pengantin. Tidak peduli berapa pun penumpang nya. Tenaga dan pikirannya dia harus siap.. Ngantuk dan lelah..
Sudah sepakat tadi.. Bahasa gaulnya sudah komitmen jadi Sopir.. Ya siap dengan suka dukanya.. Apalagi nganter rombongan manten cuma 5 orang.. 😂😂
***
Setelah acara selesai, dan sudah santai. Aku pun menganalisa, kenapa penumpang nya cuma 5 orang..
Hasilnya :
1. Keluarga dan tetangga banyak yang bawa kendaraan pribadi.
2. Jarak rumah kedua mempelai tidak begitu jauh, sekitar 3-4 km.
3. Jarak sekian hanya memerlukan waktu tempuh sekitar 5-10 menit.
4. Dengan waktu tempuh sekian pendek, meraka yang dari unsur keluarga maupun tetangga yang tidak tertampung di point 1, lebih memilih naik sepeda motor.
5. Dengan analisis point 2 & point 3, naik ELF, kurang nyaman.. Misal : naik turun, berdesakan, faktor mabuk kendaraan, dan faktor dari sesama penumpang ELF.
Anggap saja, yang 1 sudah naik, 1 nya masih makan, masih ke kamar mandi, masih sholat, masih jajan, masih ngobrol di luar. Atau yang 1 merokok yang tidak merokok otomatis jadi kurang nyaman. Atau penumpang sudah naik, sopir belum siap. Belum faktor terjebak macet, sulit keluar parkir...
Jadi jika ELF diibaratkan sebuah group, maka begitulah pelajarannya..
Yang pasti peraturan utama ketika naik ELF bersama rombongan, ikuti etika ketika bersama orang banyak.. Ikuti komitmen bersamanya.. Maka kemanapun ELF membawamu, maka akan terasa nyaman.. Enjoy..
Apalagi ngiring manten : surga bagi para jomblo, bisa lirik lirik sesama tamu manten yang masih single.. Sekaligus juga neraka-nya, lha belum menikah.. Jadi baper deh... 😂😂😂
Jam siang begini.. Manten baru pasti lagi ?????....
Oleh : Pak P
Komentar
Posting Komentar