7 Pria
Sebagaimana kebiasaanku adalah membaca, kadang di buku, kadang di medsos. Yang kedua inilah yang sering kulakukan. Alasannya sederhana : simpel, tidak perlu bawa bawaan berlebih, cukup bawa sesuatu yang sudah lazim dibawa semua orang yaitu Android.
Bacaan yang kubaca di medsos pun beragam, bacaan remeh seperti meme dan status serta postingan alay, bacaan yang menarik perhatian seperti berita, bacaan yang menambah wawasan keilmuan seperti tentang ilmu agama dan atau ilmu yang lain yang berhubungan dengan keseharianku. Dan biasanya berbentuk kisah kisah.
Selanjutnya bacaan yang terakhir inilah, yang kemudian mengantarkanku untuk juga membuat tulisan tulisan tidak jelas ini. Biasanya sih aku baca baca di postingan FB, story IG, wordpress, blog dan website.
Tapi semuanya bukan sembarang tulisan, soalnya yang mengetik adalah penulis hebat. Ada dosen yang bergelar sederhana hingga guru besar, baik itu alumni indo atau luar negeri, baik kalangan umum maupun keagamaan. Ada beberapa yang Rektor, Pengasuh Pesantren, Pimpinan Majlis, Ustadz, Gus, Kang Santri, Guru.
Hingga akhirnya, aku menemukan review menarik tentang sebuah syair. Iya syair... Sebenarnya sih aku sudah membacanya sejak awal mulai di posting. Sengaja aku kalau gabut, aku ulang ulang bacaanku ini. Asyik sih.
Pe-review dari syair ini adalah seorang Gus, yang berstatus mahasiswa sebuah universitas di Tarim, Taman. Tahu ku sih iya dari akun IG nya, yang kemudian memanduku kepada situs wordpress nya..
Menurut catatan nya, penulis syair ini adalah Dr. Azzam Safar. Siapa beliau?? aku sedang mencari profilnya. Mungkin beliau adalah seorang sufi sekaligus akademisi di negara padang pasir sana.
Syair ini menceritakan kisah "entah fiksi atau nyata" tentang cinta seorang wanita kepada 7 lelaki di dalam hidupnya. Syair ini berjumlah 40 bait. Dan oleh Dr. Azzam di beri judul:
“سبعة رجال في حياة المرأة“
“7 Lelaki di dalam Kehidupan Wanita” atau kalau diterjemahkan dengan bahasa yang lebih puitis "7 Ksatria di hati Muslimah Sejati" boleh juga dengan "Hidup Sempurna dengan 7 Pria".
Dan seolah-olah syair-syair ini benar benar didendangkan oleh wanita ditengah tengah kaumnya.
Siapa saja lelaki tersebut, berikut terjemahan dari beberapa bait syair-nya:
1. “Lelaki yang pertama adalah yang mataku ketika terbuka menatapnya.” “Dialah yang menjadi pengayom sejak aku kecil, menggendong, memeluk dan menciumku.” “Membelikanku permen dan boneka agar aku senang, dia pun tak pelit terhadap apa yang aku pinta.” “Dia adalah contoh yang luhur bagiku, dialah ayah sekaligus cinta pertamaku.”
2. “Yang kedua adalah lelaki yang selalu menjadi teman bermainku di waktu kecil, yang membuatku lupa akan resah dan gelisah.” “Sebelumnya kami pernah tinggal di perut yang sama, bahkan kasur dan rumah kami adalah sama.” “Kami menghabiskan waktu bersama, menangis dan tertawa lepas dan makan (bersama).” “Dia adalah anak dari ayah dan ibuku, dia adalah saudara lelakiku, sahabat hidupku, dialah seseorang yang sangat aku hargai.”
3. “Yang ketiga adalah seseorang yang menjadikanku ratu bermahkota di rumahnya.” “Kesatria impianku, yang memboncengku di atas kudanya, dialah seorang pemuda dan pahlawan.” “Kami diikat oleh kasih dan sayang, sedangkan cinta menaungi rumah kami.” “Dia adalah suami sekaligus ayah dari anak-anakku, dia tak kan pernah tergantikan dalam hidupku.”
4. “Yang keempat adalah seorang lelaki yang aku tunggu penuh kerinduan dan keresahan serta harapan.” “Perutku menjadi rumah baginya selama 9 bulan, dengan penuh lelah aku mengandungnya.” “Aku melahirkan, mencium, menyusui dan mengasuhnya ketika ia masih kecil.” “Dia adalah anak lelakiku, buah dari hatiku. Jantung, perut dan mataku menjadi tebusannya.”
5. “Yang kelima adalah seorang lelaki yang aku restui sebagai suami untuk putriku, yang menjaga harga dirinya dan tidak menyia-nyiakannya.” “Aku memilihnya karena akhlak dan agamanya, dalam memilihnya aku rasa aku tidaklah tertipu.” “Meski dia tak lahir dariku, tapi aku rasa ia seperti anakku sendiri, aku menitipkan putriku kepadanya, dan aku tak ingin memberatkannya.” “Aku adalah mertuanya dan dia adalah menantuku, dia adalah sebaik-baik lelaki.”
6. “Dari menantu dan anakku, adalah lelaki keenam yang nasabnya bersambung padaku.” “Penyejuk mataku, dia adalah permata berharga dari anak, sebagaimana disebutkan dalam pribahasa.” “Dialah penyambung kehidupanku, padanya rahim dan kenangan tentangku tetap ada ketika aku sudah dipeluk oleh ajal.” “Dialah cucuku, anak dari anak-anakku, dialah jagoan dan kebanggaanku ketika aku ditanya tentangnya.”
Dikisahkan bahwa si wanita ketika akan menyebut lelaki ke-7, dia pun meneteskan air mata, seraya menangis sesengguk-an dia berusaha berucap. Hampir saja dia tidak sanggup untuk berkata-kata. Tubuhnya pun gemetaran seiring dengan guncangan di dalam lubuk hatinya. Si wanita ini pun berdoa, jangan sampai hatinya berpaling, ingatannya memudar dari lelaki ke-7 ini.
7. “Dia adalah yang terbaik dari tujuh lelaki (yang aku cintai) padahal aku tak pernah melihatnya, yah dia adalah sebaik-baik mahluk, dan dialah yang paling tampan.” “Aku mencintainya, namun aku tak akan dicaci karena cinta ini, sebab dia adalah kekasih Allah dan seseorang yang dimuliakan.” “Bagaimana aku tidak mencintainya, sedangkan Tuhan menjadikannya perantara orang-orang yang tersesat untuk mendapatkan hidayah.” “Dialah kekasihku Nabi Muhammad Saw, sebaik-baik Nabi yang diutus.” “Aku harap Tuhan mengumpulkanku di bawah rombongannya kelak.” “Semoga Allah bershalawat selamanya, selama mahluk-mahluk membaca Tasbih dan Tahlil".
Iya.. bagi wanita muslim hendaknya memang mengetahui hal yang demikian.. Yang akan membuat kehidupannya terasa indah, hari-harinya penuh kebahagian, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun.. hingga ketika kematiannya kelak maka penuh kedamaian, kebangkitannya akan diliputi cahaya pertolongan.. (Priyo S. Utomo)
Komentar
Posting Komentar