Beda Rupa sama Rasa

-

 

Kisah nyata dgn sedikit bumbu, untuk mnjaga "keamanan" maka nama disamarkan.

Ceritanya ini disebuah bandara di Kupang, NTT. Seorang murid sebut saja namanya Mas Yasin, yg di suruh gurunya untuk mnjemput tamu dr Kediri, sebut saja namanya Ust. Fuad. Ketika pesawat tiba di bandara, trjadilah prcakapan sapaan...
M. Yasin : bajingan dr jawa dah datang oooee..
Ust. Fuad : (dlm hati) "kurang ajar banget ni anak, masak aku dikatakan bajingan" iya, anda yg mnjemput kami ya!???
M. Yasin : iyalah bajingan...
Ust. Fuad :       .. Oke.. Mari...
Dlm hati ust. Fuad msh heran, anak ni kok kurang ajar banget...
Kisah 2
Ust. Fuad melanjutkan safari dakwahnya di wilayah timur..
Tiba tiba dy disapa seorang mahasiswa... Dan diberi sesuatu... Ust. Fuad heran dan kaget... Kenapa kaget??? Trnyata mahasiswa ini mmberikan barang trsebut dgn tangan kiri.. Mklum ust. Fuad berasal dr Jawa.. Dlm adat jawa mmberikan barang atau menerima barang dgn tangan kiri adalah ketidak sopanan.. Stlh barang ditrima, trjadilah prcakapan singkat.. Trnyata nama mahasiswa trsebut jg sama dgn pnjemput di bandara kemarin.. M. Yasin..        
Dari 2 kisah di atas apa yg anda pikirkan????
Setelah beberapa hari di wilayah timur, ust. Fuad baru mngerti, trnyata "bajingan" itu artinya org ganteng.
Dan trnyata dlm adat org sana, memberi atau menerima barang dgn tangan kiri adalah hal wajar. Jadi tiap wilayah, masyarakat itu punya adat dan gaya serta bahasa yg berbeda.. Jd belum tentu baik disini jg baik disana.. Tp yg penting adalah sopan santun dan berbuat baik kpd orang lain. Pasti sama..
Dan Untungnya ust. Fuad ini ingat pesan mbah yai nya.. AWAKMU NDEK NDI WAE OJO SAMPEK DUWE PENYONO ELEK KARO WONG, ASY SYAROFU BIL ADAB.. (KAMU ITU DIMANAPUN JANGAN SAMPAI SUUDZON DGN ORANG LAIN, KARENA KEMULIAAN SESEORANG ITU DIUKUR DARI ADABNYA.. ) JADI DIMANAPUN BERAKHLAK YG BAIK..

Smg bermanfaat...

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Niat Sholat Musafir

-
Gambar
Musafir atau orang bepergian, orang Jawa menyebut "lungo" dan bukan minggat, yang muslim mendapatkan keringanan dalam hal melaksanakan ibadah. Salah satunya salat. Tentu dengan syarat syarat tertentu.  Dulu, seorang kawan menganalogikan, keringanan ini sebagai bonus dari Alloh SWT. "Alangkah ruginya jika bonus ini tidak diambil", katanya.  Tentu saja, juga kita niatkan untuk meneladani / mengikuti Sunah Rasul, saat bepergian. Karena tidak semua orang bisa melaksanakan Sunah ini.  Juga menunjukkan, ibadah ketika bepergian sebagai media dakwah " secara tidak langsung ". Karena ternyata dalam beribadah, dalam menjalankan kewajiban agama itu sangat mudah. Tidak ribet. Fleksibel. Tidak kaku. Santai.  Berikut bonus bonus menjalankan kewajiban sholat ketika bepergian. Yaitu Jama' (menyatukan) dan Qashar (meringkas)  Secara umum pelaksanaan ibadah ini sudah mengetahui, maka kami langsung ke pelafalan niat.  Lafadz niat shalat qashar dengan jama' :  1. Shal...
disini banyak cerita asyik »

Era Digital dan Ke-Wali-an

-
Gambar
Di era ini, siapa yang tidak kenal gadget - awam menyebut HP - dengan segala fitur canggihnya. Mungkin hanya orang - orang tua dan anak - anak balita yang tidak memegang HP secara mandiri. Itu pun juga langka. Bahkan orang - orang tua di sini lebih dikategorikan sebagai jompo, yang memang usianya tinggal digunakan untuk berjuang dalam kehidupannya. Mungkin juga bisa dikatakan orang - orang tua dalam artian tua ilmunya, artinya tanpa HP pun masih bisa hidup dan menikmatinya. Anak balita pun sudah dikenalkan dengan teknologi ini. Lihat saja, ketika rewel atau menangis, orang tua sekarang lebih suka mengalihkan perhatian anak dengan memutar video Youtube. Sedang usia produktif, hampir bisa dikatakan semua mengoperasikan HP dan mengakses informasi dari media sosial. Tulisan ini berlatar belakang perdebatan di media sosial tentang status seorang tokoh karismatik di pulau Kalimantan, tepatnya dari Sekumpul, Martapura. Beliau - penulis menggunakan sebutan ini karena sebagai bentuk penghorma...
disini banyak cerita asyik »

Sekelumit (Sejarah) Al Khidmah di Kec. Wates (Skripsi 2015)

-
Gambar
1.       Jama'ah Al-Khidmah Jama'ah Al-Khidmah adalah suatu perkumpulan atau komunitas yang terdiri dari Jama'ah Thariqah khususnya Jama'ah Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Al-Utsmaniyyah, dan Jama'ah Umum yaitu di luar Thariqah (tidak ikut berbaiat). Tokoh berdirinya Jama'ah Al-Khidmah adalah Syaikh Achmad Asrori Al-Ishaqy bin Syaikh Muhammad Ustman Al-Ishaqy. Beliau adalah pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Fithrah, Kedinding, Surabaya sekaligus mursyid dari Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Al-Utsmaniyyah. Tambahan Al-Utsmaniyyah adalah karena baiat kemursyidan beliau dapat dari Syaikh Muhammad Utsman Al-Ishaqy, guru sekaligus ayahandanya. Silsilah kemursyidan beliau bersambung hingga Nabi Muhammad SAW, [1] hal ini penting disampaikan karena silsilah guru yang sanadnya bersambung merupakan syarat kesempurnaan bagi Thariqah . Harapan Sang Pendiri kelak Jama'ah Al-Khidmah diharapkan akan menjadi “oase” dunia, menjadi...
disini banyak cerita asyik »