Ayo Sekolah!!!!

 

Ayo Sekolah!


 

Kira-kira sekitar jam 9 malam, Ahad malam Senin, aku buka chat di beberapa grop WA. Iya aku tergabung dengan beberapa grup. Ada grup resmi, ada grup ndak resmi. Ada grup serius, ada grup guyon. Ada grup yang isi chatnya banyak gak pentingnya. Ada grup yang isi chatnya banyak pentingnya. Ada grup yang anggotanya banyak namun yang aktif dichat ndak ada 1 persennya. Ada grup yang anggotanya sedikit namun aktif semua. Menurutku semuanya grup ini penting. Informasi bisa didapat dari mana saja. Ndak usah dilihat yang memberikan informasi, namun lihat saja informasinya. Kalau bagus dan valid kita manfaatkan. Kalau menurut kita ndak penting ya tinggal hapus saja. Asalkan sudah kita cek kevalidannya maka sah kita gunakan. Jadi kita terhindar dari hoak. Seperti biasa, kebanyakan chat di beberapa grup langsung aku hapus. “Bersihkan semua pesan”, pilihan yang aku pilih dalam menu chat. Namun di grup resmi, dengan pesan yang tidak terlalu banyak. Dan pesannya juga terkesan 1 arah, dari atasan kepada bawahan. Tentu saja aku baca dulu.

“Mohon kehadirannya semua guru pada besok Senin 13 Juli 2021 di Sekolah”, isi pesan pertama.

“Kita akan rapat membahas persiapan PTM terbatas”, pesan selanjutnya.

Itu adalah pesan dari atasan.

“Nggeh”, jawaban pertama.

 Dan kata “nggeh”, pesan jawaban kebanyakan guru.

“oke siap”, pesan balasanku.

Dari pesan di atas bisa dianalisa bahwa hari-hari biasanya tidak semua guru masuk. Iya betul. Karena sekolah menerapkan WFO dan WFH. Ini sudah sesuai dengan aturan selama PPKM level 4.

Sebenarnya kira-kira selama 10 hari sebelumnya, aku melaksanakan WFH. Tentu saja alasanku sangat jelas. Jadi aku sengaja izin khusus untuk WFH. Alasan utamaku adalah kondisi kesehatan keluarga yang kurang baik pada hari-hari tersebut. Aku tentu saja harus pendampingan.

Selama WFH dan selama tidak ada keperluan mendesak, aku lebih suka melaksanakan pembelajaran melalui video conferene (lewat aplikasi Google Meet). Jadi bukan sekedar kirim pesan di grup WA, tentang materi hari ini bla bla.., baca halaman sekian, lalu kerjakan tugas halaman sekian, atau tonton video di link youtube berikut. Lalu kerjakan tugas halaman sekian... Tidak… aku tidak demikian..

Aku tahu, pembelajaran dengan sekedar kirim pesan seperti di atas, apalagi yang di dalam video bukan guru yang bersangkutan maka keefektifan dari pembelajaran akan sangat kurang. Sangat kurang banyak malahan. Dan aku tahu juga, hal ini memang mempermudah dan lebih praktis sebagai guru. Apalagi dengan kendala HP anak yang masih pakai HP orang tua, kendala jaringan, anak yang malas, pembelajaran di atas sangat cocok. Namun sebagai catatan, bagaimanapun efektifnya, anak yang malas dan acuh, apalagi orang tuanya juga acuh. Pembelajaran online model apapun tetep saja kurang efektif. Alias gak pernah aktif dan tidak pernah kirim tugas.

Pun begitu dengan pembelajaran yang aku pakai. Via Google Meet. Bagi anak yang fasilitas mendukung, yaitu HP dan jaringan, maka sah saja pakai metode ini. Selain mudah diakses dan mudah pula digunakan. Jadi tinggal download aplikasi Google Meet di Playstore dan instal. Tanpa perlu memasukkan email, pasword, yang hanya akan membuat ribet orang tua yang “mohon maaf” gaptek. Jadi semua HP dengan Sistem Operasi berbasis Android yang keluaran terbaru (hampir 100 % setiap rumah ada HP ini), bisa di gunakan. Iya salah satu alasanku pertama mengajar dengan media ini. Kebanyakan orang tua dan anak semua bisa mengakses. Tentu dengan bermodal jaringan wifi atau paket kuota data yang bergiga-giga tentunya.

Alasan kedua, pembelajaranku dengan media Google Meet, guru bisa berinteraksi dengan siswa secara tatap maya, bahkan kalau beruntung berinteraksi dengan wali murid pula. Kalau sudah begini, belajar bisa dibilang sangat efektif. Dengan catatan, siswa on camera, siswa standby, wali murid memberi dukungan. Jadi pesan-pesan, nasehat-nasehat guru kepada siswa akan bisa ditangkap orang tua. Orang Jawa bilang “luwih mancep”.

Alasan berikutnya adalah pembelajaran via Google Meet seperti di kelas pada umumnya. Guru bisa mengabsen langsung, tanya kabar, literasi, tanya jawab, penguatan hingga evaluasi. Hanya berbatas ruang dan waktu.

Tugas guru “secara umum” sudah terpenuhi. Tidak enak-enakan karena habis kirim pesan ditinggal. Tentu saja juga bermodal dengan sedia jaringan wifi atau paket kuota data. Wali murid “banyak” yang oke. Namun kelemahanmya adalah pada materi yang sifatnya ketrampilan berpikir, semisal Matematika, Bahasa Jawa bagi guru kelas, materi al-Qur’an bagi guru Mapel Agama Islam. Walaupun sebagai catatan ini semua belum seefektif jika dibanding pembelajaran tatap muka.

“INFO : INSYA ALLOH MULAI MINGGU DEPAN, PEMBELAJARAN AKAN DILAKSANAKAN DI SEKOLAHAN, NUNGGU INFO LEBIH LANJUT, BERDOA SAJA”, pesanku kepada anak-anak dan orang tua ketika pembelajaran via Google Meet.

“Aamiin, makasih pak infonya”, pesan balasan dari beberapa anak.

“Iya Pak, itu yang saya harapkan”, pesan lainnya.

INTINYA : SEMUA SUDAH BOSAN BELAJAR ONLINE. MURID, ORANG TUA, GURU JUGA.


 

Senin 13 September 2021, pukul 06.46 WIB aku berangkat sekolah. Sepanjang perjalanan “jarang kujumpai” orang berbaju keki. Padahal pada jam segitu seharusnya sedang ramainya orang-orang berbaju keki. Ternyata memang suasana PPKM level 4 masih sangat terasa.

Perjalanan melalui jalanan aspal yang halus semulus medan Palengtino Rosi beradu kecepatan. Jalanan aspal cor yang mulai luntur “bedak”nya. Pasar yang ramai. Jembatan yang dibongkar hingga pemotor harus lewat jembatan darurat di sisi jembatan utama yang dibongkar, 2 jembatan pula. Aspal desa, aspal perkebunan, aspal kampung lagi, aspal hutan perkebunan lagi, begitu seterusnya hingga melewati jalan lahar sepanjang kira-kira 20 meter, dengan salah satu sisi tebing yang sangat curam, dalam lagi.  3 kilo lagi naik ke lereng gunung. Perkampungan lereng gunung yang ramai lalu lalang penduduknya pergi berkebun.

“Ngeeeng ngeeeng ngeeng”, bunyi mesin motor ketika mendekati sekolah. Itu karena posisi sekolah berada di kontur tanah yang naik. Bisa dibilang curam, 20 sampe 25 derajat kemiringan tanahnya sehingga suara khas mesin motor yang naik di jalanan sekolah.

Sekitar pukul 07.32 WIB aku sampai sekolah. Perjalanan sekitar 45 hingga 50 menit. Jarak tempuh sekitar 29 km (dihitung dengan aplikasi Google Map). Aku menjadi yang pertama sampai sekolah sebagai Guru. Sebelumku ada Penjaga Sekolah dan seorang siswa kelas 6 yang sedang menyapu kelas dan halaman. Wah rajin sekali ya..

Selang sekian menit.. Rekan-rekan guru “rawuh”. Bapak Kepala Sekolah juga. Selain itu siswa kelas 6 juga datang.

Singkatnya.. kelas 6 masuk kelas. Rekan Guru banyak yang sudah “rawuh”. Isi pesan dalam group WA kedinasan yang semalam aku baca. Dilaksanakan. Iya Rapat Persiapan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) Terbatas.

Hasilnya .. bla bla bla…

“Pak, jenengan jadi ngisi kelas 6??”, tanya Bu Ela Guru kelas 6.

“Njeh jadi”.

“Njeh Pak sekedap”, beliau kembali masuk kelas.

“Monggo Pak”, lanjut beliau.

“Siap”.

Aku masuk kelas. Ngajar.. Ngomong, “bla bla bla….”.

Kira-kira 5-10 menitan aku keluar kelas kembali ke kantor. Anak-anak pulang.

“Loh, gitu tok”, tanya rekan Guru.

“Mayar eram”, komentar lainnya.

“Iya, materi agama itu apa??” jawabanku atas kebanyakan komentar rekan-rekan.

“Situ yang Guru Agama kok tanya” bunyi jawaban yang ku dengar.

Padahal niatku itu bukan bertanya, tetapi mau menjelaskan dengan pertanyaan pancingan. Hal semacam ini adalah metode “orang yang mau menjelaskan” dengan menggunakan metode umpan balik. Bukan bertanya karena tidak tahu. Itu metode yang lazim digunakan oleh seorang guru di kelas.

Mendengar jawaban seperti itu, aku senyumin saja. Aku orangnya santai. Ndak peduli orang “mikir” apa. Ndak peduli orang “komentar” apa. Aku sudah biasa pake prinsip “DUNIA AKAN TAHU DENGAN SENDIRINYA, BAIK ITU BAIK ATAU BURUK SEMUA AKAN DIKETAHUI”.

“KESALAHAN SEPELE YANG TIDAK BERTENTANGAN DENGAN ATURAN AGAMA DAN NORMA, TIDAK AKAN MEMBUAT MASUK NERAKA”

Wkwkwkwkwkwk..

Tulisan ini bukan untuk menyinggung orang lho ya.. Hanya tulisan unek unek. Belajar nulis. Ngisi blog. Tulisan iseng sambil nunggu Novel dan Karya Ilmiah ku jadi. Sambil menyampaikan pesan AYOK KEMBALI ke SEKOLAH…

Ditulis oleh : Priyo Susilo Utomo setelah pulang tahlil dan mainan dengan Dija, sambil lesehan di atas springbed, sambil nonton Film Titisan Ular bertema Suzana hingga selesai. Sambil menahan ngantuk karena sejak jam 3 pagi cuma tidur 30 menit.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Niat Sholat Musafir

Era Digital dan Ke-Wali-an

Sekelumit (Sejarah) Al Khidmah di Kec. Wates (Skripsi 2015)