Bulan Santunan
Seiring dengan perkembangan dunia teknologi
informasi, lambat laun mulai terkuak misteri “mitos” ini. Era mudahnya
penyebaran informasi dibarengi dengan sumber informasi yang valid – sebut saja para
alim -. Sepengetahuan saya, dimulai dari serangan dari kelompok Islam - sayap
yang terlalu kanan -, yang selalu berbicara tentang syirik, khurafat, kafir,
khalifah MAKA banyak alim dari kelompok Islam (yang menurut saya) kanan
berusaha mengcounter segala tuduhan ini. Ah.. saya tidak akan membahas ini,
terlalu panjang dan lebar. Bikin bosan yang membaca.
Intinya ini Bulan Suro.. dan keramatnya bulan
ini terkuak di khalayak ramai karena dunia medsos. Dan pengetahuanku bertambah
tentang bulan ini juga karena medsos. Yang selama ini Tragedi Karbala, Ritual
Syiah, ku ketahui dari buku bacaan dan sekolah formal, berkat medsos semakin
jelas dan gamblang. Sejarah Suro dan mitosnya, dijelaskan dengan narasi yang keren
oleh Gus Muwaffiq, juga berkat medsos. Hingga aku menemukan kata kunci – untuk tulisanku
ini- yaitu Bulan Keprihatinan, Bulan Kesedihan, Bulan Duka Cita.. Yaitu : kita
sebagai umat Islam ikut merasa prihatin atas kejadian yang menimpa cucu Nabi,
Sayyidina Husain dan kerabatnya dibantai di Padang Karbala, Iraq. Inilah sebab
musabab di dunia Jawa ada pantangan hajatan, jadi sebabnya bukan karena Penguasa
Pantai Selatan.
Sudah menjadi adat pula : bahwa di bulan ini
ada Kegiatan Santunan Anak Yatim. Iya …. Perasaan kasihan dan prihatin dengan
anak yatim di analogikan dengan kasihan dan prihatin terhadap keluarga Nabi. Tapi
enaknya kalau sudah bicara Santunan Anak Yatim kita lebih baik memakai sebutan
Bulan Muharrom saja. Bulan yang identik dengan umat Islam. Muharrom – Sofar –
Rabi’ul Awwal – Rabi’ul Akhir – Jumadil Awwal – Jumadil Akhir – Rojab – Sya’ban
– Romadhon – Syawal – Dzulqo’dah – Dzulhijjah. Itu nama nama bulan dalam
kalender Hijriyah (Islam). Sekarang sudah memasuki tahun ke 1444 H.
Di bulan Muharram ini, hampir setiap acara bernuansa
Islami menggunakan judul : Peringatan Tahun Baru Islam dan Santunan Anak Yatim.
Hampir setiap hari, setiap musholla / masjid, setiap dusun / desa ada acara
ini. Terlebih bertepatan dengan malam Hari Asyuro (malam ke-10) di bulan
Muharrom. Tahun ini bertepatan hari Ahad 7 Agustus 2022 malam Senin. Malam yang
afdhol, bahkan Kanjeng Nabi Saw pun menganjurkan kita untuk berpuasa di hari
itu. Namun dengan catatan, biar tidak serupa dengan Ahli Kitab maka umat Islam menambah
1 hari untuk berpuasa, boleh tanggal 9 atau 11 Muharram.
Tanggal 10 Muharrom adalah tanggal istimewa. Tanggal
kemenangan Nabi Nabi. Dimulai dengan diterima taubatnya Nabi Adam as karena tragedi Buah Khuldi terjadi tanggal 10 Muharrom, selamatnya Nabi Nuh as dan pengikutnya
setelah naik bahtera juga tanggal 10, keluarnya Nabi Yunus as dari perut ikan
juga tanggal 10. Masih banyak lagi.. aku lupa.. Hahaha..
Santunan pun akhirnya banyak mengambil tanggal
itu. Banyak sunah sunah yang dianjurkan pada malam Asyuro.
Yang ingin ku ceritakan bukan ini sebenarnya tapi
lebih spesifik. Yaitu Dana Santunan. Mau lebih spesifik lagi Dana Anak Yatim.
Misalnya : kalau santunan anak yatim tentu
banyak melibatkan banyak panitia, pun juga kadangkala membutuhkan kebutuhan
lain (sewa terop sound system, konsumsi, bisyaroh muballigh dll). CATATANNYA :
JANGAN SAMPAI DANA BUAT SANTUNAN ANAK YATIM DIBUAT UNTUK KEBUTUHAN TADI. JADI
DARI AWAL HARUS DIBEDAKAN ANTARA DANA SANTUNAN DAN DANA LAIN-LAIN. SEBAGAI
KEHATI-HATIAN. JANGAN SAMPAI MEMAKAN HAK HAK ANAK YATIM. CARANYA : PENDANAAN HARUS
JELAS. DONATUR PUN JUGA HARUS DIJELASKAN AKADNYA.
Banyak kejadian yang kalau dilogikakan begitu
sulit, menimpa mereka yang “katanya” memakan hak anak yatim. Kenyataan bukan
dalam sinetron Indoxxar.
Misal berikutnya : kalau santunan jangan hanya
ramai dan meriah di bulan Muharram saja. Seakan akan santunan di bulan lain
kurang afdhol. CATATANNYA : SANTUNAN SEWAKTU WAKTU.
Misal selanjutnya : Santunan yang sifatnya konsumtif
(memberi amplop berupa uang) harus mulai dikembangkan menjadi lebih kreatif. Naluri
manusia yang menerima uang akan senang bahkan banyak yang langsung konsumtif
(membeli ini itu), begitu pula anak yatim. Jika mereka diberi uang tanpa ada
yang mengontrol, takutnya uang malah dihabiskan buat jajan dan keperluan tidak
perlu. Bahkan aku sempat mengamati dan tahu persis anak didikku sendiri. Uang santunan
dibuat beli pulsa, rokok, main game. Rubah.. Misal uang digunakan untuk
membantu biaya pendidikannya, secara rutin digunakan untuk keperluannya. Aku dulu
menyarankan kepada “panitia” bahwa uang yang biasanya diberikan 1 bulan sekali
bisa diberikan 1 minggu sekali, atau uang saku harian. CATATANNYA : UANG
SANTUNAN BISA DIBERIKAN SECARA RUTIN BIAR TIDAK KONSUMTIF KALAU PERLU DIKONTROL
PENGGUNAANNYA.
Misal selanjutnya : yang sering nih, biasanya
kalau santunan, anak dikumpulkan, berdiri, menghadap jama’ah. Aku amati, ada
sebagian anak yang enjoy saja, sebagian lain (yang usianya sudah beranjak
remaja) merasa malu dan sering menunduk. Ini ku amati sendiri. Bahkan masih
terngiang dalam ingatan, soalnya mereka murid muridku mengaji. Sebenarnya sih
ini tergantung panitia. Soalnya juga anjuran untuk mengusap kepala anak yatim
(waktu santunan). Dan mengusap anak yatim ini banyak dimaknai secara tekstual.
CATATANNYA : MODEL SANTUNAN BEGINI PERTIMBANGKAN JUGA KONDISI ANAK DAN JANGAN MAKNAI
“MENGUSAP KEPALA” SECARA TEKSTUAL TAPI LEBIH DARI ITU MAKNAI DENGAN MEMBERIKAN
PERHATIAN, KASIH SAYANG, JANGAN MENGHARDIKNYA.
Misal selanjutnya : santunan jangan hanya mengandalkan
dari donatur rutin. Perhatikan itu dana dana menganggur di kas musholla atau
masjid. Bahkan aku pernah lihat itu di papan kas masjid, kas masjid mencapai puluhan
juta. Kas musholla kapan hari aku lihat di sebuah musholla mencapai belasan
juta. Paling paling kas ini nantinya ya buat biaya ngecat waktu menjelang Ramadhan,
uang listrik, untuk biaya tukang memperbaiki “sesuatu”, ngotak ngatik sesuatu
yang masih bagus dan layak, intinya uangnya banyak nganggur. CATATANNYA : KOTAK
AMAL DIMASJID MANFAATKAN DENGAN MAKSIMAL, PUN KALAU TERBENTUR ISTILAH “KAS
MASJID”, UBAH TULISAN DI KOTAK DENGAN SEDEKAH JARIYAH, TIDAK ADA EMBEL EMBEL MASJID.
SEHINGGA SIFATNYA LEBIH UMUM. SEHINGGA BISA UNTUK KEPERLUAN SOSIAL LAIN. UNTUK
FAKIR MISKIN DAN ANAK YATIM. KEREN JUGA KALAU ADA ANAK YATIM YANG DISEKOLAHKAN –
BIAYA PENDIDIKAN DITANGGUNG - OLEH MASJID / MUSHOLLA. KARENA KELAK MEREKALAH
YANG AKAN MENERUSKAN MENGISI KEGIATAN DAN JAMA’AH DI MASJID INI.
Kalau model begini, yang paling kondiang adalah
Masjid Jogokariyan, Yogyakarta. Boleh tu dijadikan percontohan.
Orang itu kalau bertamu, di suguhi minuman atau
makanan, kemudian di minum dan di makan dihabiskan pula, tentu hati tuan rumah
akan senang. Coba kalau tidak diminum / dimakan, dalam hati akan bilang “kemlalan”.
Dalam rangka menyenangkan hati tuan rumah saja, puasa sunnah boleh dibatalkan. Karena
menyenangkan hati tuan rumah itu wajib. Contoh lain : seorang suami yang
memakan masakan istri, pasti lega dan bahagia banget itu istrinya. Coba kalau makanan
yang disiapkan tidak dimakan, bisa perang dunia. PENGALAMANKU. BAHKAN MUNGKIN ANDA
JUGA..
Misal selanjutnya : donatur anak yatim akan
lebih baik kalau diganti menjadi orang tua asuh. Dengan begini mereka akan
lebih mempunyai tanggung jawab tidak secara finansial saja. CATATANNYA : LEBIH
DARI ITU, YAITU TANGGUNG JAWAB MANAJERIAL, KONTROL, PENGAWASAN, PERHATIAN. JADI
TIDAK HANYA MENGANDALKAN PENGURUS ANAK YATIM. PERLU KERJA SAMA.
MARI BERLOMBA LOMBA MENJADI ORANG YANG DEKAT
DENGAN KANJENG NABI SAW.. DENGAN MENYAYANGI ANAK YATIM..
Lereng
Kelud, 9 Agustus 2022
Mr. P



Komentar
Posting Komentar