Munajat Cinta (baca sampe abiz)
Para pembaca yang dirahmati Alloh..
Sebelum aku menghadap kepada kekasihku, Baginda Muhammad Saw, dalam
munajat ini yang kemudian akan disambung dengan sebuah kesaksian. Aku terlebih
dahulu ingin menghadap pada Tuhanku Yang Maha Suci dan Luhur.
Aku memohon kepadanya agar melimpahkan pahala pada saudara-saudaraku
yang telah membangkitkan dalam diri kami, rasa rindu yang paling suci pada
mahkhluk yang paling suci pula. Aku memohon kepada Alloh, Dzat Yang Maha Mulia
dan Agung, agar Alloh menganugrahi pahala yang agung pada mereka, saudara-saudaraku
yang telah berusaha menyatukan antara sastra, keindahan kata, ilmu dan
pemikiran dalam satu simpul pelukan yang suci. Mereka juga telah memberikan
ilmu dan pemikiran, kemudahan jalan untuk menapaki serta menikmati perjalanan
indah kepada ridha Alloh Dzat Yang Maha Suci dan Luhur. Jalan untuk memperbaharui
cinta kepada Alloh, Dzat Yang Maha Mulia dan Agung, kemudian kepada Rasul-Nya
dalam hati setiap orang mukmin .
Para pembaca yang dirahmati Alloh
Aku lebih memilih untuk tidak menyampaikan munajat ini langsung dari
pikiranku. Aku ingin mempersaksikan dalam munajatku ini lisanku, penaku dan
kertas. Seraya memohon pada Alloh, Dzat Yang Maha Mulia dan Agung, agar Alloh
menjadikan persaksianku ini untuk Baginda Rasululloh Saw sebagai syafaat kelak.
Bukan untukku saja tetapi untuk kita semua kelak saat seluruh manusia
menghadap kepada Tuhan semesta alam
Duhai Bagindaku.. Muhammad Saw
Selamat, atas kemuliaan yang Alloh Swt berikan dan khususkan untuk Anda
Karena Alloh, Dzat Yang Maha Mulia dan Agung telah memilih anda sebagai
satu-satunya jalan untuk terbukanya pintu Rahmat bagi setiap orang yang datang
untuk memohon rahmat pada-Nya
Dan jalan untuk terbukanya pintu ampunan bagi setiap orang yang datang
memohon ampunan-Nya
Alloh Swt pun menyeru kepada anda, “Sesungguhnya jikalau mereka ketika
menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Alloh, dan
Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka. Tentulah mereka mendapati Alloh Maha Penerima
Taubat lagi Maha Penyayang.”
Wahai Baginda Rasululloh Saw! Alangkah agungnya kesaksian Alloh terhadap
pilihan spesial-Nya dengan terpilihnya anda.
Alloh khususkan jalan menuju rahmat-Nya yang begitu luas yang kelak di
hari kiamat akan dirasakan oleh seluruh hamba-Nya, pada jalan syafaat anda
kepada mereka. Dan permohonan rahmat anda untuk mereka.
Duhai Bagindaku.. Muhammad Saw
Andai akhlak mulia yang ada pada sosok manusia yang kasat mata ada, pasti
dia tundukkan kepalanya sebagai tanda penghormatan terhadap keluhuran akhlak
anda dan karena kesempurnaan rasa kemanusiaan anda. Dan karena kesucian sifat
lemah lembut anda.
Aku melihat anda wahai Bagindaku.. saat anda dalam puncak kemenangan,
saat peristiwa pembebasan kota Mekkah (Fathu Mekah). Anda tidak menampakkan
selain sifat merendahkan diri sebagai sosok seorang hamba di hadapan Tuhannya.
Aku juga melihat anda, saat Alloh memberi anda keleluasaan untuk
membunuh seluruh penentang anda. Para penentang yang telah memenuhi hidup anda
dengan gangguan, tipu daya dan mara bahaya. Anda hanya menatap mereka dengan
tatapan kasih dan maaf. Mengajak mereka berdialog dengan kalimat-kalimat cinta.
Memperlakukan mereka dengan sifat mulia anda, sifat mulia dan berbagi.
Seseorang berkata kepada anda, “tidakkah anda ingin mendoakan mereka
dengan keburukan?”. “Mereka yang telah mengusir anda, menghina anda dengan kata
bodoh, menghujani anda dengan bebatuan melalui tangan orang-orang awam yang
tidak tahu apa-apa”
Andapun mengangkat kedua telapak tangan anda seraya memohon kepada Rab
anda. “Ya Alloh, beri mereka hidayah dan beri mereka nikmat islam.“
Anda diiming-imingi kekuasaan dan kekayaan oleh pemimpin Quraisy yang
paling top, namun anda menolaknya. Seraya berkata, “Agama yang aku bawa bukan
perantara untuk mendapatkan harta kalian dan juga bukan jalan untuk menguasai
kalian, bukan pula agar aku menjadi pemimpin kalian. Tetapi, Alloh mengutusku
sebagai Rasul-Nya semata. Dan Allah menurunkan kitab-Nya padaku. Aku sampaikan
pada kalian risalah Tuhanku, dan aku sampaikan nasihat, jika kalian
menerima risalah yang aku bawa maka itu adalah
keberuntungan bagiku dan bagi kalian. Namun jika kalian menolaknya, aku akan
bersabar menerima takdir Alloh hingga Alloh menghakimi kita. “
Duhai Bagindaku.. Muhammad Saw
Alloh memberikanku sebuah kebahagiaan sebab aku berkesempatan untuk
mempelajari sejarah hidup anda yaitu sebelum aku memasuki usia akil baligh. Kemudian
Alloh memberiku kemuliaan dengan memberiku kesempatan tuk mengajarkannya kepada
anak didik pencari ilmu.
Demi alloh, aku tidak pernah mengingat suatu masa yang terasa lebih
nikmat bagiku dan pada anak didikku melebihi saat saat yang kita di dalamnya
mampu menembus dimensi rasa yang begitu luhur, menuju dimensi akhlak kemanusiaan
luhur yang terlukis dalam diri anda. Sekian lama kita menyusup dengan fikir dan
khayal kita, menembus tirai zaman yang begitu tebal, yang terbentang antara
kita.
Dengan kami mempelajari sejarah hidup anda yang begitu indah dan
perangai indah yang terukir dalam diri anda. Kamipun dapat memandang dengan
mata hati kami hal hal yang tak terlihat oleh mata kepala kami.
Kitapun hidup bersama anda dalam bayangan yang begitu indah, layaknya
saat anda hidup ditengah-tengah para sahabat. Tapi tak lama kemudian, kenyataan
menyadarkan kita, akan hiruk pikuk dunia yang sedang kita Jalani saat kini.
Akhirnya kita pun berpisah dalam keadaan hati hangus terbakar oleh api
rindu kepada anda. Rindu pada hari- hari dunia yang paling membahagiakan, pada
hari-hari yang anda habiskan bersama para sahabat. Hari-hari yang tak mampu
dijangkau oleh mata kepala kami.
Duhai Bagindaku,, Muhammad Saw
Ada orang bertanya padaku, “Tidakkah anda ingin menulis suatu bahasan
yang di dalamnya terdapat pembelaan terhadap Rasulullah Saw, karena fitnah
telah tersebar melalui orang-orang yang ingin memperdaya dan mendengki beliau,
yaitu dari orang-orang recehan pengikut Huyay bin Akhtab dan Ka’ab bin Asad”
Aku jawab, “Apakah di dunia ini ada orang yang mampu menjadikan
Baginda Rasululloh sebagai sasaran fitnah, hingga butuh orang rendah sepertiku
untuk berdiri seolah membela beliau. Sungguh! Aku tak pantas meski dibandingkan
dengan debu yang menempel pada kaki Baginda Rasululloh Saw. Sungguh jika
seluruh orang rendahan yang ingin menfitnah
Rasululloh di muka bumi ini, andai berubah menjadi tukang sapu, kemudian mereka menerbangkan seluruh debu yang
ada di bumi bahkan tanahnya sekalipun untuk dijadikan awan debu gelap pekat,
guna untuk menutupi mentari Kenabian Baginda Nabi Muhammad Saw yang telah
terpancar cahayanya, dan terus terpancar cahayanya ke seluruh penjuru dunia,
debu dan kotoran tersebut tidak akan berakhir kecuali di kepala mereka sendiri.
Sementara mentari Kenabian Baginda Muhammad akan tetap jernih, memancar penuh
kilau gemerlap.”
Duhai Bagindaku.. Muhammad Saw
Dalam sebuah riwayat, anda bersabda “Beruntung orang yang telah
beriman kepadaku dan telah berjumpa denganku, dan beruntung.. sungguh sangat
beruntung orang yang belum pernah berjumpa denganku, tapi dia beriman kepadaku.”
Kami juga telah mendengar riwayat hadis shahih, anda bersabda, “Pada
hari dimana anda sampaikan salam pada sahabat yang dimakamkan di Pemakaman Baqi’,
aku ingin berjumpa dengan saudara-saudaraku”
Inilah kami duhai Bagindaku, saudara-saudara anda yang telah beriman
kepada anda.
Membalas surat rindumu dengan surat rindu kami. Rindumu telah menguasai
kami, seperti anda yang sekian lama merindukan kami, pelipur rindu kami hingga
perjumpaan itu tiba.
Setelah akhir yang bahagia dan membahagiakan yang Alloh karuniakan untuk
kami, kesempatan kami tuk berdiri dihadapan
pusaramu, setiap kali kesempatan berpihak pada kami, kami sampaikan salam kami,
yang bergelora api cinta kepadamu. Kami sapa anda dari balik pagar zaman yang
menghalangi kami dari anda. Kami semua yakin bahwa Alloh memperdengarkan kepada
anda, akan salam dan munajat kami. Sebagaimana Alloh selalu memperdengarkan
salam yang kami sampaikan pada anda dalam shalat kami. Adapun besar harapan
kami yang tak kan pernah layu dalam jiwa kami adalah berjumpa dengan anda.
Duhai bagindaku. Di telaga anda, saat anda menyambut para sahabat yang
telah engkau kenal dan pernah berjumpa dnegan anda. Begitu juga saudara-saudara
anda yang sekian lama anda rindukan dan anda belum pernah bertemu mereka. Rindu
pada anda telah menguasai mereka. Anda sambut mereka dengan wajah yang berseri,
dengan senyum indah yang anda sunggingkan. Alloh telah memberi kami kemuliaan,
sebab kami bisa masuk dalam syafaat agung anda, syafaat yang akan meruntuhkan
beratnya dosa yang kami pikul dan besarnya kelalaian yang kami lakukan.
Kini bolehkah!, wahai Bagindaku! aku titipkan atas namaku dan atas nama
saudara saudaraku serta atas nama seluruh umat anda, kesaksian akan Tiada Tuhan
selain Alloh dan anda Baginda Muhammad adalah hamba dan rasul_Nya.
Anda telah menyampaikan risalah yang diamanatkan kepada anda. Anda telah
menyampaiakan nasehat kepada sahabat-sahabat anda dan saudara-saudara anda yang
datang setelah anda.
Inilah kami hari ini, buah dari sekian jerih payah anda, kami hidup
dalam hidangan hidayah dan sunnah yang anda suguhkan. Kami tidak condong pada
ketidak pastian dan kami tidak membuntuti kesesatan. Kami mohon kepada anda,
duhai makhluk pilihan Alloh, agar anda bersedia menjaga titipan kami ini hingga
seluruh manusia menghadap pada Tuhan alam semesta. Dan dia menganugrahi kami
dengan khusnul khotimah yang sesuai dengan kemuliaan dan kedermawanan-Nya dan
menjadikan mulia sebab luasnya pertolongan-Nya.
Kami juga memohon kepada anda duhai Bagindaku, untuk menyampaikan pada
Tuhan anda dan Tuhan kita, harapan kami agar Alloh memperbaiki keadaan umat
anda dan menyatukan mereka dalam jalan ridha-Nya dan agar Alloh menuntun membimbing
para pemimpin mereka pada jalan menuju hidayah-Nya dan merasa bangga pada agama
dan syari’at-Nya.
Dan semoga Alloh menjauhkan tipu daya seluruh makhluk yang ingin
memperdaya kami. Dan semoga Alloh tidak memberi orang dzalim kekuasaan apapun
atas mereka.
Dan semoga Alloh mewujudkan janji anda, agama ini akan sampai pada
setiap tempat yang terjamah siang dan malam.
Dan sungguh kami dalam penantian, duhai Bagindaku.
Dan kami tahu bahwa menunggu datangnya pertolongan adalah ibadah.
Dan segala puji bagi Alloh, Tuhan semesta alam
*diambil dari video Munajat Cinta, Syaikh Sa’id Ramadhan al Buty dengan
sedikit penyesuaian bahasa, dan tentu saja tidak seindah bahasa aslinya.

Komentar
Posting Komentar